Thursday, May 23, 2013

Gadisku, kemaskan hatimu dan dirimu



Assalammualaikumm wa rahmatullah

Coretan ini istimewa buat adik adik gadis remaja yang dikasihi :) dan tazkeerah penting untuk diri saya juga...!

Adik-adik kandung saya dan adik adik perempuan seagama saya. Moga ALLAH membantu kita membentuk diri menjadi insan yang cantik di mata Pencipta, jua di mata manusia.

Semua perempuan pun suka dipandang cantik dan merasa cantik kan..? :D

Maka ketahuilah bahawa semua orang ada peluang untuk tampil cantik dan menawan. Produk Aurawhite, SNE, Lancome, SKII, Safi Rania, produk susu kambing, produk  aloevera, macam-macam lagi dan yang terkenal kini - berasaskan kolagen, semuanya dicipta untuk membina susuk tubuh dan wajah yang mulus.

Tetapi kecantikan luaran itu tak ke mana jika personaliti dan peribadi si empunya diri tidak cantik dan tidak berusaha dicantikkan seperti kulit muka dan kulit badan.

Jom kita mulakan dari bahagian atas - kepala.. Ya, kecantikan rambut dan kesihatan kulit kepala perlu dijaga agar rambut tak berbau dan tak kusam - tapi jangan lupa ada yang lebih penting perlu diberi perhatian di kepala kita - MINDA KITA.  

Tak mungkin jadi gadis cantik kalau minda/fikiran kosong, hanya dipenuhi perkara remeh temeh - fesyen, makan apa, minum apa, berjalan ke mana, boyfriend, gosip artis, cerita cinta, cerita buruk hal orang lain, etc yang negatif - jadi cantikkan minda kita dengan ilmu tentang Tuhan, tentang agama, tentang Quran hadis, wawasan hidup, isu semasa, ilmu memotivasi diri sendiri dan orang lain, ilmu pengetahuan am, ilmu kepimpinan, suka baca buku yang mematangkan dan mendewasakan etc yang positif - barulah dapat peribadi yang cantik :)

Kemudian, kalau kita sibuk nak putih muka, jom sibuk  juga putihkan hati. Muluskan hati. Jadi orang penyayang. Jadi insan penyabar. Menghormati mak ayah, dan menghormati semua orang. Hati yang bersih selalu nampak kebaikan pada orang lain. Hati yang cantik jernih melihat anugerah dan nikmat Tuhan di segenap kehidupan.

Orang yang cantik bukan sekadar pada wajah yang cantik, tetapi juga pada kekemasan diri dan hatinya secara keseluruhan.

Diri yang kemas asasnya adalah bersih. Kebersihan.

Tak mungkin cantik kalau kita gadis yang malas mandi, dengan alasan penat - terus masuk tidur setelah seharian berpeluh di luar.

Cantik ke kalau kita gadis yang tak menjaga kebersihan pakaian - pakai stokin sampai seminggu? Pakai tudung atau anak tudung sampai seminggu dua tak basuh..? ;D

Seluar slack atau seluar jeans sampai dua bulan tak basuh..? Selimut, cadar, sarung bantal, towel - adakah kita jenis yang basuh setahun sekali je - hingga kita lali dengan bau air liur basi dan kotoran hama yang melekat kepada kelengkapan tidur peribadi kita itu..? Jom, , jom kita basuh selalu selimut cadar towel dan sarung bantal - hati segar badan pun rasa segar.

Ohh jangan lupa kebersihan yang diajar islam secara fitrah, iaitu jangan lupa bersihkan bawah lengan (baca: ketiak dan bulu ketiak) secara berkala - jangan biarkan daki dan peluh terperangkap. Jangan lupa juga membersihkan bulu kemaluan, agar tiada ruang untuk bakteria dan makhluk lain menumpang di rerambut yang ALLAH jadikan dengan fungsi tersendiri.

Selain kekemasan dan kebersihan badan, adakah kita menjaga kekemasan sekeliling..? Kita tak kisah rumah bersepah, pinggan mangkuk berlonggok, dan bilik air berlumut? ohh itu memang tak cantik. Tak kan cantik kalau kita sibuk menghias diri dalam masa yang sama kita duduk di sarang tikus atau dalam kapal pecah :D

Berbicara tentang kecantikan juga, kosmetik dan produk kecantikan sekarang memang menjadi industri bisnes yang menguntungkan..! Tetapi jangan tertipu gadisku, hampir semuanya mengandungi bahan-bahan kimia yang tidak bagus andai meresap ke kulit dan tubuh...hmm bolehlah kalau nak guna tapi sebelum terlalu bergantung kepada produk sedemikian - kecantikan tubuh yang asas mesti ditunaikan iaitu makan makanan yang sihat dengan cara yang betul, exercise dan minum air kosong banyak :) pendek kata, cara hidup yang sihat membangun kecantikan..!

Kalau sangat-sangat suka makan kek coklat, donut big apple, minum air bergas, roti canai, roti telur, makan KFC, McD, dan lain lain makanan segera - kesian tubuh badan kita terlebih garam dan gula serta lemak..! Tak kan berjaya kurus badan dengan hanya minum slimming juice dalam kotak tu kalau tak control pemakanan, tak suka sayur dan buah :D

Kalau asyik duduk lama-lama depan fb tak bergerak buat kerja-kerja rumah macam menyapu, mengemop, tak exercise, jogging ke, swimming ke, macam mana nak harap pinggang dan susuk tubuh ramping menawan..?? Dah berjam-jam online, lepas tu keluar makan bersembang dengan kawan 3-4 jam - duduk lagi :D Setiap minggu confirm naik 3 kilo :O

________




Yang terakhir saya nak ingatkan diri sendiri  dan teman pembaca semua ialah, beautiful people do not just happen. Orang yang cantik dalam erti kata yang sebenarnya tidak turun terjun dari langit tapi terbina dalam tempoh yang panjang setelah melalui siri-siri ujian kehidupan. Bila ALLAH menguji, apakah reaksi kita? Kalau kita merespon pada dugaan hidup dengan akhlak mulia dan sangka baik, maka diri yang terbina semakin cantik dan matang.

Kalau kita merespon dengan peribadi yang baik tika diuji susah dan senang, kita bukan saja cantik di mata manusia tetapi yang lebih utama kita akan cantik di mata ALLAH insyaALLAH. Orang yang cantik tidak mudah menyalahkan keadaan, tetapi mencari ruang untuk memanfaatkan potensi dan mencapai kejayaan dalam kesulitan yang datang..!

Kecantikan sejati sesungguhnya datang dari hati yang bersih. Tinggalkan maksiat. Bertaubat. Jangan biarkan hati bersarang dengan syaitan dan dosa :( Solat dan carilah kemanisan solat. Tutup aurat dan berasa banggalah ALLAH memuliakan dirimu dengan pakaian sempurna. Baca quran dan fahami maknanya, sia-sia kehidupan saya dan kamu jika tinggalkan Al Quran... :( Buat baik dan berlemah lembut dengan mak ayah, kerana insan yang cantik, sangat soleh dengan ibu bapa serta Tuhannya.

________________________

Antara statement negatif yang perlu dibuang untuk jadi cantik:

"Kenapalah aku lahir dalam keluarga macam ni.."

"Kenapalah sekolah aku macam ni.."

"Kenapalah cikgu aku macam ni.."

"Kenapalah mak ayah aku macam ni.. "

"Kenapalah roomate aku macam ni..."



Kita ganti dengan statement positif :)

Ya ALLAH... Engkau mengujiku dengan cabaran famili, sekolah, kawan-kawan, keadaan sekeliling - aku percaya ENgkau tidak akan biarkan diriku keseorangan Ya ALLAH.. bimbinglah dan bantulah diriku mencari kebaikan dari semua ini..Ampunilah dosaku yang lalu, perbaikilah urusan hidupku dan kuatkanlah hatiku menghadapi segalanya dengan keimanan dan kesabaran.

Rahmatilah diriku dan saudara-saudara seagamaku..

Berikanlah kesabaran yang indah untuk kami Ya ALLAH " :'))


 __________


Sekian perkongsian buat kali ini, moga bermanfaat untuk saya dan semua :D










Friday, May 17, 2013

No Bad Kids - Toddler Discipline Without Shame

 
A toddler acting out is not shameful, nor is it behavior that needs punishing. It’s a cry for attention, a shout-out for sleep, or a call to action for firmer, more consistent limits. It is the push-pull of your toddler testing his burgeoning independence. He has the overwhelming impulse to step out of bounds, while also desperately needing to know he is securely reined in. There is no question that children need discipline. As infant expert Magda Gerber said, “Lack of discipline is not kindness, it is neglect.” 
The key to healthy and effective discipline is our attitude. Toddlerhood is the perfect time to hone parenting skills that will provide the honest, direct, and compassionate leadership our children will depend on for years to come.

Here are some guidelines: 

1)      Begin with a predictable environment and realistic expectations.  A predictable, daily routine enables a baby to anticipate what is expected of him. That is the beginning of discipline. Home is the ideal place for infants and toddlers to spend the majority of their day. Of course, we must take them with us to do errands sometimes, but we cannot expect a toddler’s best behavior at dinner parties, long afternoons at the mall, or when his days are loaded with scheduled activities.  

2)      Don’t be afraid, or take misbehavior personally. When toddlers act out in my classes, the parents often worry that their child might be a brat, a bully, an aggressive kid.  When parents project those fears, it can cause the child to internalize the negative personas, or at least pick up on the parent’s tension, which often exacerbates the misbehavior. Instead of labeling a child’s action, learn to nip the behavior in the bud by disallowing it nonchalantly. If your child throws a ball at your face, try not to get annoyed. He doesn’t do it because he dislikes you, and he’s not a bad child. He is asking you (toddler-style) for the limits that he needs and may not be getting.

3)      Respond in the moment, calmly, like a CEO.  Finding the right tone for setting limits can take a bit of practice. Lately, I’ve been encouraging parents that struggle with this to imagine they are a successful CEO and that their toddler is a respected underling. The CEO corrects the errors of others with confident, commanding efficiency. She doesn’t use an unsure, questioning tone, get angry or emotional. Our child needs to feel that we are not nervous about his behavior, or ambivalent about establishing rules. He finds comfort when we are effortlessly in charge.

Lectures, emotional reactions, scolding and punishments do not give our toddler the clarity he needs, and can create guilt and shame.  A simple, matter-of-fact “I won’t let you do that. If you throw that again I will take it away” while blocking the behavior with our hands is the best response. But react immediately. Once the moment has passed, it is too late. Wait for the next one!

4)      Speak in first person. Parents often get in the habit of calling themselves “mommy” or “daddy”. Toddlerhood is the time to change over into first person for the most honest, direct communication possible. Toddlers test boundaries to clarify the rules. When I say “Mommy doesn’t want Emma to hit the dog”, I’m not giving my child the direct (‘you’ and ‘me’) interaction she needs. 

5)      No time out. I always think of infant expert Magda Gerber asking in her grandmotherly Hungarian accent, “Time out of what? Time out of life?” Magda was a believer in straightforward, honest language between a parent and child. She didn’t believe in gimmicks like ‘time-out’ , especially to control a child’s behavior or punish him. If a child misbehaves in a public situation, the child is usually indicating he’s tired, losing control and needs to leave.  Carrying a child to the car to go home, even if he kicks and screams, is the respectful way to handle the issue. Sometimes a child has a tantrum at home and needs to be taken to his room to flail and cry in our presence until he regains self-control. These are not punishments, but caring responses.

6)      Consequences. A toddler learns discipline best when he experiences natural consequences for his behavior, rather than a disconnected punishment like time-out. If a child throws food, mealtime is over. If a child refuses to get dressed, we don’t go to the park today. These parental responses appeal to a child’s sense of fairness. The child may still react negatively to the consequence, but he does not feel manipulated or shamed. 

7)      Don’t discipline a child for crying. Children need rules for behavior, but their emotional responses to the limits we set (or to anything else for that matter) should be allowed, even encouraged. Toddlerhood can be a time of intense, conflicting feelings.  Children may need to express anger, frustration, confusion, exhaustion and disappointment, especially if they don’t get what they want because we’ve set a limit. A child needs the freedom to safely express his feelings without our judgment.  He may need a pillow to punch — give him one.

8)      Unconditional love. Withdrawing our affection as a form of discipline teaches a child that our love and support turns on a dime, evaporating because of his momentary misbehavior. How can that foster a sense of security? Alfie Kohn’s New York Times article, “When A Parent’s ‘I Love You’ Means ‘Do As I Say’,” explores the damage this kind of “conditional parenting” (recommended by experts like talk show host Phil McGraw and Jo Frost of “Supernanny”) causes, as the child grows to resent, distrust and dislike his parents, feel guilt, shame, and a lack of self-worth.

9)    Spanking – NEVER. Most damaging of all to a relationship of trust are spankings.  And spanking is a predictor of violent behavior.  Time Magazine article, “The Long-Term Effects of Spanking” , by Alice Park,  reports findings from a recent study: “the strongest evidence yet that children’s short-term response to spanking may make them act out more in the long run.  Of the nearly 2,500 youngsters in the study, those who were spanked more frequently at age 3 were much more likely to be aggressive by age 5.”
Purposely inflicting pain on a child cannot be done with love. Sadly however, the child often learns to associate the two.

Loving our child does not mean keeping him happy all the time and avoiding power struggles. Often it is doing what feels hardest for us to do…saying “No” and meaning it.

Our children deserve our direct, honest responses so they can internalize ‘right’ and ‘wrong’, and develop the authentic self-discipline needed to respect and be respected by others. As Magda Gerber wrote in Dear Parent – Caring For Infants With Respect, “The goal is inner-discipline, self-confidence and joy in the act of cooperation.”







Thursday, May 9, 2013

Perkahwinan: Apa yang akan saya beri?



Perkahwinan bukan pil ajaib yang boleh hilangkan keserabutan hati dan hidup.

Hidup akan berubah jika kita berubah dari kejahilan kepada cahaya ilmu, dari kekurangan kepada menggilap bermacam kemahiran, dari ikut rasa hati kepada lebih matang iman mengawal emosi.

Bertanyalah berkali-kali kepada diri, apa yang akan ku beri pada rumahtangga yang dibina ini..?

Apakah yang akan saya beri pada pernikahan ini...?

Apakah yang kalian mahu beri pada pasangan dan pernikahan selain halal bersentuhan...?

Adakah yang dibayang sekadar hingga akad nikah dan ciuman pertama di dahi..atau sehingga anak-anak yang menangis menuntut tanggungjawab di sekeliling diri..?

_______________

Dua tahun yang lalu, dia 'putus cinta' hingga sakit yang amat, merana, merasa hilang seri kehidupan. Dia bangun mencari semula kekuatan, kemudian bertemu seorang lelaki yang nekad diterima sebagai suami - merasakan suami itu bukan saja mampu memberi kekuatan kepada dirinya tapi mampu merapatkan hubungannya yang renggang dengan ibubapa sendiri. Dia berkahwin dengan harapan hilanglah kesakitan dan keserabutan yang dialami.

Namun rupanya hati lagi pedih dan merasa kehidupan makin tak tenang - setelah kahwin suami sering outstation, dia sendiri sibuk bekerja, kurang kemesraan suami isteri yang dulu diimpikan, apatah lagi nak balik kampung jumpa mak ayah selalu, duit yang dulu dirasa bukan halangan kini menjadi isu yang merenggangkan perasaan dengan pasangan, tinggal pula bersama keluarga mertua yang dikata sering juga menjadi punca pergaduhan dengan suami.

Kebahagiaan pernikahan yang didamba seolah ilusi yang tak mampu tersentuh.

Langkah terasa berat, hidup terasa hambar - apatah lagi menatap gambar gambar kaku ceria famili pasangan muda yang lain di fb, di skrin komputer. Tika pasangan lain dirasa gembira menanti kelahiran anak pertama, dia merasa hati berpasir duka lara dengan anak yang dikandung.

Ini salah satu kisah pasangan pengantin baru yang satu ketika dulu berjuang untuk bernikah. Tika itu keazaman dan dorongan yang kuat kerana berharap ketenangan hidup yang hadir setelah bernikah.

Setelah aku terima nikahnya....?

Di mana ketenangan...? Di mana kebahagiaan..?

_______________

"...Marriage is not the solution to your own deficiencies, nor will it be the solution to all your life problems. Work to develop your own self without expecting marriage to somehow mystically change your life. Marriage can be a great source of support and encouragement for self-improvement, but if we are not personally working on ourselves now, how can we expect that it will be easier with the additional baggage of another individual who is also imperfect?"




Thursday, May 2, 2013

Tuhan...jadikan kami instrumen kasihMU.

 Assalammualaikum wa rahmatullah

Sahabt-sahabat pembaca yang dikasihi, hidup di dunia ini sebenarnya sangat mewah dengan kasih sayang ALLAH...kalau kita menikmati dan mampu merasai kasih sayang dan rahmat ALLAH yang terlalu meluas itu, kitalah insan yang paling kaya, paling bahagia dan dunia ini terasa lapang tanpa derita - kerana derita yang dirasa adalah dari apa yang kita fikir dan rasa pada sesuatu ujian dan peristiwa yang menimpa. Melihat musibah dan kesakitan dari nilaian Ar Rahman, akan lainlah tafsiran yang memenuhi fikiran dan  perasaan.

Sesungguhnya derita yang diberi ALLAH perlukan jiwa lunak untuk membaca hikmah di sebalik takdirNYA.

Sesungguhnya gembira dan ceria yang dirasa juga menjadi ujian adakah kesyukuran kita terbukti dengan amal nyata sebagai hambaNYA..

Wahai sahabat yang dikasihi, saya menyeru diri saya dan kalian agar berusaha merasai kebersamaan ALLAH tiap ketika dan berusaha mencintai ALLAH sebagai tunjang bahagia - kenal ALLAH, lalui hidup dengan perjuangan mentaatiNYA - hingga akhirnya kita mampu menjadikan dunia ini bahagia bukan saja untuk diri kita tetapi juga untuk sesiapa yang berdamping dalam kehidupan kita - ibu bapa, suami, anak-anak, teman teman, ahli keluarga..

Jom sam-sama berusaha ke arah itu, menjadi hamba yang disayangi dan menyayangi bermula dengan ilmu dan mujahadah...

Semoga kehadiran kita memberi kekuatan pada orang lain untuk merasa kuat dengan kasih sayang ALLAH.

______________


 Tuhan..jadikanlah kami instrumen kasihMu..

Di mana ada kebencian biarkan kami menyebar cinta.

Di mana ada hati terluka biarkan kami menjadi penghibur.

Di mana ada keraguan biarkan kami menyebar keyakinan.

Di mana ada keputus asaan biarkan kami menyebar harapan.

Di mana ada kesedihan biarkan kami menyebar kebahagiaan.


Di mana ada kegelapan biarkan kami menyebar cahaya.



*Sajak dari buku Asma'ul Husna - menjadi Superwoman :) 

______________




 

Poligami: Sebelum Bercerai

#tipspoligami Poligami sangat berat untuk isteri hingga tidak sedikit yang melihat perceraian sebagai jalan keluar dari segala sakit h...